Judul: Gerundelan Wong Tegal
Penulis: Nurhidayat Poso
Cetakan: Kedua, Mei 1999
Penerbit: Forum Dialog Budaya Tegal
Tebal: viii + 70 halaman
Gerundel menurut KBBI edisi ketiga (milik bu dokter) berarti menggerutu atau bersungut-sungut (jw, v). Gerundelan mungkin bisa diartikan sebagai sebuah protes akan sesuatu. Dan gerundelan yang dimaksud dalam buku ini adalah serakan catatan penulis terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Tapi, bukankah sebagai seorang seniman adalah wajar ketika ada peristiwa ganjil yang terjadi di sekitarnya, maka olah rasa dan olah fikirnya akan menuntun ia untuk merefleksikannya. Seperti yang pernah Budi Darma bilang, seorang pengarang harus punya intuisi yang lebih tajam dari orang-orang kebanyakan (kurang lebih redaksinya seperti itu).
Buku ini terbagi atas dua catatan. Setiap tulisan adalah sebuah gumam (begitu yang penulis sebutkan) yang kebetulan tercatat. Catatan pertama berisi lima buah tulisan semacam esai dan catatan kedua berisi enam buah tulisan fiksi (cerita pendek).
Nurhidayat betul-betul mencatat setiap kejadian besar yang terjadi di (kota dan kabupaten) Tegal. Realitas humanisme: politik, sosial, dan kehidupan ia tuangkan dalam bahasa yang intelek, enerjik, tegas, namun tetap santai. Pelantikan walikota dan bupati Tegal, aksi mahasiswa menuntut reformasi, kebijakan pemerintah daerah, serta penafsiran tentang emansipasi wanita yang kebablasan ditulisnya mengalir dalam kalimat mudah dipahami. Sederhana tapi berkelas.
Catatan kedua adalah usaha Nurhidayat untuk membocorkan realitas-realitas faktual tersebut ke dalam cerita rekaan. Ia ingin tetap menjaga hubungan antara realitas pertama dan kedua. Dengan ia menuliskannya menjadi cerita pendek, ia memiliki jarak yang cukup untuk lebih obyektif ketimbang catatan pertama yang cenderung personal.
Lokalitas terasa kental sekali dalam buku ini. Saya maklum, karena buku ini ditebitkan oleh forum budaya lokal. Namun justru dari kelokalitasan tersebutlah tercipta tulisan-tulisan yang sarat dan padat akan pemaknaan terhadap sebuah realitas yang terjadi pada tahun buku ini diterbitkan. Di tahun yang merupakan titik balik sejarah besar perubahan Indonesia ini, sama seperti kota-kota lain Tegal ternyata menggeliat membara mengusung sebuah perubahan. Dan Tegal ternyata memiliki sisi-sisi menarik untuk dikisahkan.
Selamat membaca!