• About

SR For SalmanRafan

~ cintai takdirmu~

SR For SalmanRafan

Monthly Archives: October 2011

Gerundelan Wong Tegal

31 Monday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 11 Comments

Judul: Gerundelan Wong Tegal
Penulis: Nurhidayat Poso
Cetakan: Kedua, Mei 1999
Penerbit: Forum Dialog Budaya Tegal
Tebal: viii + 70 halaman

Gerundel menurut KBBI edisi ketiga (milik bu dokter) berarti menggerutu atau bersungut-sungut (jw, v). Gerundelan mungkin bisa diartikan sebagai sebuah protes akan sesuatu. Dan gerundelan yang dimaksud dalam buku ini adalah serakan catatan penulis terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Tapi, bukankah sebagai seorang seniman adalah wajar ketika ada peristiwa ganjil yang terjadi di sekitarnya, maka olah rasa dan olah fikirnya akan menuntun ia untuk merefleksikannya. Seperti yang pernah Budi Darma bilang, seorang pengarang harus punya intuisi yang lebih tajam dari orang-orang kebanyakan (kurang lebih redaksinya seperti itu).

Buku ini terbagi atas dua catatan. Setiap tulisan adalah sebuah gumam (begitu yang penulis sebutkan) yang kebetulan tercatat. Catatan pertama berisi lima buah tulisan semacam esai dan catatan kedua berisi enam buah tulisan fiksi (cerita pendek).

Nurhidayat betul-betul mencatat setiap kejadian besar yang terjadi di (kota dan kabupaten) Tegal. Realitas humanisme: politik, sosial, dan kehidupan ia tuangkan dalam bahasa yang intelek, enerjik, tegas, namun tetap santai. Pelantikan walikota dan bupati Tegal, aksi mahasiswa menuntut reformasi, kebijakan pemerintah daerah, serta penafsiran tentang emansipasi wanita yang kebablasan ditulisnya mengalir dalam kalimat mudah dipahami. Sederhana tapi berkelas.

Catatan kedua adalah usaha Nurhidayat untuk membocorkan realitas-realitas faktual tersebut ke dalam cerita rekaan. Ia ingin tetap menjaga hubungan antara realitas pertama dan kedua. Dengan ia menuliskannya menjadi cerita pendek, ia memiliki jarak yang cukup untuk lebih obyektif ketimbang catatan pertama yang cenderung personal.

Lokalitas terasa kental sekali dalam buku ini. Saya maklum, karena buku ini ditebitkan oleh forum budaya lokal. Namun justru dari kelokalitasan tersebutlah tercipta tulisan-tulisan yang sarat dan padat akan pemaknaan terhadap sebuah realitas yang terjadi pada tahun buku ini diterbitkan. Di tahun yang merupakan titik balik sejarah besar perubahan Indonesia ini, sama seperti kota-kota lain Tegal ternyata menggeliat membara mengusung sebuah perubahan. Dan Tegal ternyata memiliki sisi-sisi menarik untuk dikisahkan.

Selamat membaca!

Advertisements

Jatilawang – Banyumas. lewat rumah Ahmad Tohari lagi. kangen ngobrol banyak sama lelaki humble ini.

29 Saturday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 21 Comments

Jatilawang – Banyumas. lewat rumah Ahmad Tohari lagi. kangen ngobrol banyak sama lelaki humble ini.

mp sama mp lagi. ajib nian ini mp. semoga berlimpah berkah, ya.

29 Saturday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 101 Comments

mp sama mp lagi. ajib nian ini mp. semoga berlimpah berkah, ya.

ahiiiy banget deh..

28 Friday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 33 Comments

ahiiiy banget deh..

#np a tribute to kla project album

25 Tuesday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 4 Comments

#np a tribute to kla project album

penulis surat ~

24 Monday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 29 Comments

penulis surat ~

JASSIN menulis: Apakah bedanya prosa dan puisi? Dengan singkat bisa dikatakan bahwa prosa ialah pengucapan dengan pikiran dan puisi ialah pengucapan dengan perasaan. Saya ulangi: Puisi ialah pengucapan dengan perasaan. Jadi, bukan sekadar “mengucapkan” perasaan. Dengan puisi kita bisa mengucapkan apa saja, dengan perasaan kita. ~ via sejuta-puisi

23 Sunday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 33 Comments

JASSIN menulis: Apakah bedanya prosa dan puisi? Dengan singkat bisa dikatakan bahwa prosa ialah pengucapan dengan pikiran dan puisi ialah pengucapan dengan perasaan. Saya ulangi: Puisi ialah pengucapan dengan perasaan. Jadi, bukan sekadar “mengucapkan” perasaan. Dengan puisi kita bisa mengucapkan apa saja, dengan perasaan kita. ~ via sejuta-puisi

Sesaat Sebelum Stasiun Itu Terbakar

22 Saturday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 36 Comments

: isya’

MALAM tak lagi hingar. Katakata tiada lagi
bersepakat untuk saling berkabar
perihal jarak yang mulai samar
rindu hampir mati di loket pembelian karcis
ditelan oleh laparnya sendiri yang begitu sabar
memeliharanya dari kelelahan.

“Cepat, cepat! Panggil pemadam kebakaran.”
ada yang tibatiba berteriak gusar
dari sesak serak pengeras suara
dari ruang tunggu yang kesepian
sesaat kita tak sadar jika rindu dan
stasiun itu mulai hangus terbakar.

gambar dari sini

Wisanggeni, Sang Buronan

22 Saturday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 23 Comments

Judul: Wisanggeni, Sang Buronan
Penulis: Seno Gumira Ajidarma
Cetakan:Pertama, Januari 2000
Penerbit: Yayasan Bentang Budaya
Tebal: xii + 92 halaman

Bagi Wisanggeni, hidup menjadi seorang buronan bukanlah hal yang menakutkan apalagi mengkhawatirkan. Ia merupakan tokoh pewayangan yang sangat sakti, bahkan tokoh sekelas batara (dewa) saja tidak sanggup melawan Wisanggeni.

Wisangggeni berarti bisa yang berapi.

Bambang Wisanggeni lahir dari pasangan Arjuna dan Dewi Dresanala. Arjuna yang manusia dinikahkan dengan Dresanala yang bidadari sebagai hadiah karena telah menumpas Niwatakawaca yang menginginkan Dewi Supraba dan mengacaukan kahyangan. Namun, Batara Guru memberikan syarat kepada Arjuna, salah satunya adalah tidak boleh mendapatkan keturunan dari Dresanala sebab Arjuna adalah manusia biasa.

Arjuna tersinggung dengan peraturan para dewa yang merendahkan derajat kemanusiaan itu. Dresanala hamil. Dan Arjuna melarikannya ke bumi tanpa diketahui para dewa. Wisanggeni lahir dari perut Dresanala ditemani Hanoman di pertapaan Kendalisada.

Para dewa murka. Anak haram telah lahir. Anak yang menyalahi kodrat telah lahir ke dunia. Maka, diperintahkanlah Batara Brama oleh Batara Guru untuk membunuh Wisanggeni yang tidak lain adalah cucunya sendiri. Tak tega, Batara Brama dengan bisanya hanya mengigit leher Wisanggeni bayi dan melemparkannya ke lautan.

Wisanggeni lalu menjadi buronan paling diburu oleh semesta kahyangan.

Semenjak bayi, Wisanggeni diasuh oleh Batara Baruna (Dewa Penguasa Lauatan) dan Hyang Antaboga (Rajanya Ular yang tinggal di dasar bumi. Atas pengasuhannya tersebut Wisanggeni menjelema menjadi pemuda yang kesaktiannya mengalahkan para dewa. Tidak mempan dari senjata apapun. Terkalahkan.

Syahdan, dalam pengembaraannya mencari tahu siapa ayah dan ibu kandungnya, Wisanggeni akhirnya tahu asal muasal dirinya dan alasan mengapa ia menjadi seorang buron. Ia marah besar. Ia buat ontran-ontran di Kahyangan. Sebelas utusan dewa telah moksa ditangannya. Batara Guru pun dibuat kalang kabut dan tak mampu menghentikannya. Hanya akal budi yang lurus dan halus dari Wisanggeni sendirilah yang akhirnya membuat ia paham akan perannya di dunia ini.

Kelahiran Wisanggeni dalam jagad pewayangan adalah di luar kehendak dewa. Keberlangsungan hidupnya hanya akan merubah kelancaran sejarah yang akan datang. Dialah Bambang Wisanggeni.

Selamat membaca!

Malam Minggu – Sajak Asmi Norma Wijaya

15 Saturday Oct 2011

Posted by salmanrafan in Uncategorized

≈ 27 Comments

malam minggu
malamnya hari sabtu
malam sebelum hari minggu
malam yang ditunggu bagi dua sejoli
malam yang dibenci bagi para penyendiri
sesungguhnya aku tak suka menulis puisi ini
puisi malam minggu
malamnya para penunggu
puisinya orang terbelenggu
— orang orang yang menunggu
menunggu sesuatu dari pualam
yang terasa gagu
yang ramai tapi tak berdamai
aku sesungguhnya
hanya sedang berpurapura menulis
padahal hati sedang sinis
di malam minggu yang miris

2011

← Older posts

Recent Posts

  • Memorabilia
  • Sungai-sungai di Matamu
  • Kangen Sukab? Yuk Hadiri Peluncuran di Grand Indonesia 13 Feb 2016
  • (no title)
  • (no title)

Archives

  • May 2017
  • February 2016
  • March 2015
  • February 2014
  • November 2013
  • October 2013
  • July 2013
  • May 2013
  • April 2013
  • March 2013
  • February 2013
  • January 2013
  • December 2012
  • November 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • May 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012
  • December 2011
  • November 2011
  • October 2011
  • September 2011
  • August 2011
  • July 2011
  • June 2011
  • May 2011
  • April 2011
  • March 2011
  • February 2011
  • January 2011
  • December 2010
  • November 2010
  • October 2010
  • September 2010
  • August 2010
  • July 2010
  • June 2010
  • May 2010
  • April 2010
  • March 2010
  • February 2010
  • January 2010
  • December 2009
  • November 2009
  • October 2009
  • September 2009
  • August 2009
  • July 2009
  • May 2009
  • April 2009
  • March 2009
  • February 2009
  • January 2009
  • December 2008
  • November 2008
  • October 2008
  • September 2008
  • August 2008
  • July 2008
  • June 2008
  • May 2008
  • April 2008
  • March 2008
  • February 2008
  • January 2008
  • December 2007
  • June 2007
  • December 2006
  • November 2006

@salmanrafan

Error: Twitter did not respond. Please wait a few minutes and refresh this page.

Ksatria Ungu

Advertisements

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy