“sesuatu yang nampak tak bernilai ternyata mempunyai nilai”

Setelah sekian lama menghilang karena terkena penyakit stroke, guru besar fakultas psikologi undip, Prof. Darmanto Jatman mengawali tahun baru 2008 dengan meluncurkan 2 buku terbarunya. mBilung Limbukan (kumpulan esai glenyengan) dan Kagem Panjenengan Gusti (catatan perjalanan) berkolaborasi dengan SM Darmastuti.

Dalam 2 buku terbarunya, Pak Dar –sapaan akrab beliau– lebih menonjolkan aspek kearifan lokal (local horizon) untuk mengekspresikan fenomena yang marak terjadi. Seperti salah satu esai dalam bukunya yang dibacakan oleh Timur Sinar W –sastrawan semarang– pada pembukaan acara, yang menceritakan tentang kejadian-kejadian yang pernah menjadi topik hangat di masyarakat. Dikemas dengan gaya Pak Dar yang khas, yaitu kaya akan bahasa jawa yang mudah dimengerti tanpa mengurangi makna dan kesantaian –bisa dibilang kepolosan dalam bertutur– beliau.

Buku tersebut adalah cermin pribadi Darmanto Jatman yang bosan dengan kehidupan sekarang. mBilung Limbukan adalah bentuk kritik sosial Pak Dar tehadap perkembangan jaman yang terangkum dalam kumpulan esai. Sementara dalam Kagem Panjenengan Gusti, lebih merupakan refleksi kehidupan Beliau selama ini. Kehidupan untuk terus mencari arti hidup dan menjadi manusia sesuai kodratnya.

Buku kedua menggambarkan sosok Pak Dar yang berusaha menjadi religius dan berusaha memperlihatkan pada pembaca bahawa penulis dekat dengan Tuhan. Dalam bukunya, Beliau melukiskan kegelisahan jiwa akan budaya yang mulai berubah. Beliau mencoba mengaitkan kembali antara aspek budaya jawa dengan aspek ketuhanan.

Seakan terbit pada saat yang tepat. Pada saat bangsa ini dipenuhi –lagi– dengan bencana. Buku ini menggugah kesadaran pembaca untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Bagaimanapun juga, buku ini membuat kita berkaca pada sosok Pak Dar untuk terus berusaha mendekatkan diri pada Tuhan.